Welcome to our online store!

Di sebuah desa yang terletak di sekitar Danau Toba, hiduplah seorang pemuda tampan bernama Si Boru Gantung. Si Boru Gantung adalah seorang gadis yang sangat cantik, penuh kecantikan dan kebaikan hati. Namun, meskipun banyak pemuda yang datang melamarnya, hatinya hanya tertuju pada seorang pemuda bernama Si Dato.
Si Dato adalah seorang pemuda yang sangat tampan dan gagah, tetapi dia datang dari keluarga yang kurang mampu. Walaupun demikian, Si Boru Gantung sangat mencintainya karena kebaikan hati dan keberaniannya. Mereka berdua jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Namun, hubungan mereka tidak disetujui oleh orang tua Si Boru Gantung. Mereka merasa bahwa Si Dato tidak pantas menjadi pasangan putri mereka karena berasal dari keluarga yang miskin. Si Boru Gantung sangat kecewa dan merasa tertekan oleh keputusan orang tuanya. Tetapi dia tetap bertekad untuk menikah dengan Si Dato.
Suatu hari, orang tua Si Boru Gantung mengadakan pesta besar untuk merayakan pernikahan yang mereka pilihkan untuk anak mereka, yaitu dengan seorang pemuda kaya yang berasal dari desa lain. Si Boru Gantung merasa sangat tertekan dan terpaksa mengikuti acara tersebut. Ia merasa sangat bingung dan kesedihan yang sangat dalam menggelayuti hatinya.
Pada malam perayaan itu, Si Boru Gantung melarikan diri dari pesta dan pergi ke hutan. Dia ingin menghindari pernikahan yang dipaksakan dan mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Di tengah hutan, Si Boru Gantung bertemu dengan Si Dato yang sedang mencarinya. Mereka saling bertemu dan berbicara tentang bagaimana mereka sangat ingin bersama, meskipun menghadapi rintangan yang sangat besar.
Namun, takdir berkata lain. Di tengah percakapan mereka, tiba-tiba sebuah suara dari langit terdengar menggelegar. Itu adalah suara dewa yang memberi peringatan kepada Si Boru Gantung dan Si Dato. Dewa memberi mereka ujian terakhir. Dewa mengatakan bahwa jika mereka benar-benar ingin bersama, mereka harus membuktikan cinta mereka dengan cara yang sangat berat. Dewa mengingatkan mereka bahwa jika mereka melanggar perintah itu, akan ada konsekuensi yang sangat besar.
Si Boru Gantung dan Si Dato yang sangat mencintai satu sama lain tidak ingin berpisah, namun mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka memutuskan untuk menghadap dewa dan menerima ujian yang diberikan. Sebagai bentuk hukuman, dewa mengubah Si Boru Gantung dan Si Dato menjadi batu yang sangat besar dan menggantung di tepi tebing.
Hingga kini, Batu Gantung yang terletak di tepi Danau Toba dipercaya sebagai tempat yang sakral dan menjadi salah satu legenda terkenal dari Batak. Konon, batu tersebut adalah tempat terakhir Si Boru Gantung dan Si Dato menghadap dewa sebelum akhirnya dihukum menjadi batu. Batu itu menggantung di tepi tebing, mengingatkan semua orang akan kisah cinta yang penuh pengorbanan dan kesetiaan.
Pesan Moral
Cerita ini mengandung pelajaran tentang kekuatan cinta dan kesetiaan yang tak kenal henti, serta dampak dari keputusan yang diambil dalam hidup. Batu Gantung kini menjadi saksi bisu dari kisah cinta yang tragis namun penuh dengan pengorbanan.