Pada zaman dahulu di Pulau Nias, hiduplah seorang pria luar biasa kuat bernama Laowomaru. Sejak di dalam kandungan, tubuhnya sudah keras seperti batu dan saat lahir, pusarnya tampak menyerupai batu besar. Sifatnya sejak kecil sangat berbakti, dan sewaktu remaja, ia diketahui memiliki rambut kawat besi yang tak bisa dipotong, ditindik, atau dilukai.

Seiring ia dewasa, kekuatannya berkembang secara drastris. Bajak laut ia menjara kapal yang lewat, menyiksa pedagang, hingga rakyat Nias pun resah. Barang rampasan semua disembunyikan di dalam gua Laowomaru di Fodo (Gunungsitoli) tempat persembunyiammya saat dikejar.

Pada suatu pesta kerajaan, Laowomaru bertemu dan jatuh cinta pada putri raja bernama Siho. Cinta ini membawanya membuka rahasia kekebalan rambut kawat besi dikepalanya. Putri yang mencintainya mengabarkan hal tersebut kepada ayahnya. Raja yang takut sama kekuatan Laowomaru lalu menyususn rencana membujuk Sihor agar memintanya mencukur rambutnya, sehingga kekuatannya akan hilang. Karena intanya kepada Sihoi, Laowomaru ikhlas mencukur rambutnya. Begitu lepas rambut kawat itu, kekebalan lenyap. Raja segera memerintahkan prajurit menangkapnya. Ia ditangkap, disiksa, dan dibutakan. Namun saat disiksa di penjara, Laowomaru berdoa, tiba-tiba “hujan dan petir menggoncang kerajaan”, dan kekuatannya pulih. Ia lalu melawan, membantai semua rakyat istana termasuk Sihoi yang dianggap penghianat. Setelah itu, tubuhnya roboh dan ia pun meninggal dunia.