Welcome to our online store!

Pada zaman dahulu, di daerah Mandailing Julu, terdapat seorang pria Bugis bernama Daeng Malela. Ia dikenal sebagai seorang pandai besi ulung dan memiliki keahlian dalam menempa besi tanpa menggunakan alat bantu, hanya dengan tangannya sendiri. Keahliannya ini membuatnya sangat dihormati di daerah tersebut.Suatu hari, Daeng Malela datang ke kerajaan Hatongga dan memperkenalkan dirinya sebagai seorang pandai besi. Ia menunjukkan kemampuannya dalam membuat berbagai peralatan seperti cangkul, kampak, bajak, dan parang. Raja Hatongga sangat terkesan dengan keahlian Daeng Malela dan memberinya izin untuk tinggal di kerajaan tersebut
Daeng Malela kemudian menikahi putri Raja Hatongga yang bernama Silenggana Dalimunte. Sebagai bagian dari adat Tapanuli Selatan, Daeng Malela diberikan marga Lubis, yang berarti “orang yang ahli dalam menempa besi”. Sejak saat itu, ia dikenal dengan nama Na Mora Pande Bosi Lubis.
Dari pernikahannya dengan Silenggana, mereka dikaruniai dua orang anak laki-laki kembar yang diberi nama Sutan Bugis dan Sutan Burayun. Kedua anak ini kemudian menurunkan marga Hutasuhut, yang tersebar di daerah Sipirok.
Selanjutnya, Na Mora Pande Bosi menikahi seorang gadis dari Pijor Koling dan dikaruniai dua orang anak laki-laki bernama Sipanawareh dan Sibargot Lage. Mereka berdua kemudian menurunkan marga Pulungan, yang tersebar di daerah-daerah seperti Muara Tais, Pargarutan, Marancar, Huta Tolang, dan Huta Tinggi.
Selain itu, Na Mora Pande Bosi juga menikahi seorang putri bunian (makhluk halus) dan dikaruniai dua orang anak laki-laki bernama Si Langkitang dan Si Baetang. Mereka berdua kemudian menurunkan marga Lubis, yang tersebar di berbagai daerah seperti Singengu, Sayur Maincat, dan Tambangan.
Namun, karena perselisihan antara Si Langkitang dan Sutan Bugis, keduanya diusir oleh ibu mereka dan pergi ke daerah Singengu. Di sana, Si Langkitang bersumpah agar keturunan Na Mora Pande Bosi Lubis di Lobu Hatongga akan punah. Akibat sumpah tersebut, keturunan marga Lubis di Lobu Hatongga tidak berkembang, sementara di daerah lain, marga Lubis berkembang pesat.
Demikianlah asal-usul marga Lubis yang berasal dari keturunan Daeng Malela, seorang pandai besi ulung dari Bugis yang menetap di Mandailing dan menurunkan berbagai marga yang tersebar di berbagai daerah.